0 Km Pulau Sumatera Indonesia? Aku Pernah Memanjakan Mataku Disana (2)
Sahabat TI yang ikut ke Lhok Mata Ie berjumlah 19 orang dan
akan bertambah bila adek-adek letingku dari angkatan 2012 sedang tidak
mengikuti perkuliahan. Untuk menuju Pantai Lhok Mata Ie, harus melewati jalan setapak dan beberapa tanjakan dan turunan, diselingi dengan
melewati dua padang ilalang, semak dan hutan lebat yang membuat medan ini susah
dilalui. Pastas saja dulunya sempat tidak diperbolehkan untuk dikunjungi karena kelompok gerilyawan
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) memilihnya sebagai salah satu lokasi persembunyian dan
baru pada tahun 2005 satu persatu orang berani untuk mendaki.
Daki gunung, bukan "Daki" yang satu lagi |
Medan yang ditempuh memang sangat menantang, “No Mud, No
Taste”. sepatu berselimut lumpur dan sol sepatu yang menipis membuat langkah
mudah terpeleset karena lintasan sangat licin. Saat ½ perjalanan sudah ditempuh, Hevi kembali
tumbang. Penyebab Hevi tumbang sampai dua kali karena tidak ada sarapan *nah,
buat yang mau hiking, makan itu sangat penting. 60 menit waktu yang kami butuhkan
bagi pemula untuk sampai ke Pantai Lhok Mata Ie.
Onggokan bukit telah kami lewati di belakang,
pasir putih terhampar di depan, dan jejeran batu cadas terpacak di
kiri-kanan. Agak ke ujung, kami melihat boat para nelayan Aceh sedang
berlalu lalang. Selebihnya adalah sunyi. Sesekali terdengar suara monyet yang
mengerang sambil bergelantungan di atas pohon. Tak ada rumah-rumah penduduk,
manusia yang lalu lalang atau pondok-pondok seperti layaknya sebuah tempat
wisata. Tak ada pula raungan kendaraan memekakkan telinga. Semua terlihat
alami, seolah tak terjamah manusia.
"Terbayar
sudah, hilang capeknya. Pokoknya gak nyesal jauh-jauh kesini. Hiking bisa, rekreasi
bisa," kata Zakiah Mourida.
Udara segar dan hamparan laut yang bewarna biru kehijau-hijauan
telah kami rasakan. Tak jauh mata memandang, kami melihat Pulau Lumpa dan Pulau
Lumpat. Tiba saatnya kami menyantap nasi siang yang telah kami beli, namun nasi
yang dibeli hilang satu. Semua heran, kami semua memastikan bahwa satu bungkus
nasi tersebut sudah diambil oleh monyet disekitar itu. Sebagai "Aneuk Teknik" itu
bukan lah hal yang tidak ada solusinya. Kami diajarkan untuk saling berbagi
pada saat SIKAT. Semua anggota kenyang dan seluruh anggota melanjutkan mandi
laut yang airnya jernih sehingga kita dapat melihat kaki kita sendiri dari
permukaan air.
Aceh memiliki pantai
yang sangat indah, mungkin ini juga menjadi tanggung jawab kami sebagai calon
Sarjana Teknik Industri untuk mengembangkan industri jasa sehingga Aceh semakin
jaya kedepannya. Besar harapan kami untuk bisa mengunjungi Lhok Keutapang dua
bulan mendatang.
Foto Keluarga IndusTiga Bahagia |
Comments
Post a Comment